Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah
terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin.
Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat
tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan
operasinya.
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai
dari mesin adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem
pendingin mesin. Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio
kompresi yang sangat tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang
krusial dalam kestabilan operasinya. Seperti yang kita tahu, mesin
diesel pada aplikasi otomotif memakai air sebagai medium pendingin,
dimana air ditampung di dalam radiator dan dibantu oleh water pump atau
pompa air sebagai perangkat pembantu sirkulasinya.
Secara garis besar komponen sistem pendingin yang utama antara lain adalah:
* Radiator sebagai penampung air sebagai medium pendingin dan perangkat pelepas panas medium pendingin.
* Waterpump atau pompa air sebagai perangkat distribusi sirkulasi medium pendingin
* Cooling fan
* Thermostat sebagai pengatur sirkulasi medium pendingin.
* Selang air sebagai pengalir sirkulasi air diluar water jacket.
* Water jacket atau alur air di dalam blok mesin sebagai jalur sirkulasi medium pendingin dalam tugasnya menjaga temperatur kerja mesin.
* Fan Shrout
Masing
masing komponen sistem tersebut memiliki ketergantungan dan menjadi
satu kesatuan yang utuh agar temperatur kerja mesin dapat terjaga.
Sistem
sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai
berikut. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu
air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C.
Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin
bersirkulasi dengan bantuan waterpump melewati selang by-pass tanpa
melewati radiator. Mengapa tidak melewati radiator? Itu dikarenakan
lubang air menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu
lubang by-pass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator
terbuka memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok
mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan
silinder, oil cooler dan cylinder head. Mengapa dibuat demikian? Fase
ini disebut sebagai fase pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam
blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu kerja mesin, berkisar
di 85-90 deg.C cepat tercapai.
Ketika mesin mencapai suhu kerja,
temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga
85-90 deg.C. Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah
thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set untuk membuka pada suhu
antara 85-90 deg.C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok mesin
masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat
tersebut menutup lubang by-pass yang berseberangan dengan jalur keluar
air. Dengan tertutupnya lubang by-pass tersebut juga memungkinkan
waterpump untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga temperatur
kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke
radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik
mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase pendinginan. Disaat mesin
berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun dari 85 deg.C,
maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk menjaga temperatur air
tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan membuka kembali ketika
suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini berpindah secara
bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri.
Ada
kesalahpahaman yang terjadi pada pengguna kendaraan yaitu melepas
thermostat karena dianggap benda tersebut mengakibatkan temperatur mesin
naik dari yang semestinya. Hal ini perlu dicermati karena seperti
komponen mesin yang lain, thermostat pun memiliki umur pakai. Indikasi
dari thermostat sudah tidak dapat bekerja secara maksimal adalah
temperatur mesin naik lebih tinggi dari suhu normalnya bila dilihat dari
indikator temperatur di dalam kendaraan. Mencopot thermostat bukan
sebuah tindakan yang bijaksana karena dengan mengilangkan thermostat
sebagai pengatur sirkulasi air di sistem pendinginan terebut, sirkulasi
air akan berjalan tidak sempurna. Tanpa thermostat, fase pemanasan dan
fase pendinginan tidak terjadi, dikarenakan pada temperatur mesin masih
dingin, air sudah masuk ke radiator, padahal temperatur air belum perlu
untuk didinginkan. Tanpa thermostat, lubang by-pass pun tidak tertutup
sehingga waterpump akan memompa air dari lubang by-pass tersebut. Hal
ini mengakibatkan debit air yang didesain untuk berjalan di keseluruhan
waterjacket tidak tercapai. Suplai air menuju ke tempat terjauh dari
waterpump terganggu karena adanya pencabangan, jalur pertama yaitu jalur
bypass langsung ke kembali ke waterpump sementara jalur kedua ke
waterjacket. Dengan berkurangnya debit air tersebut, pendinginan untuk
silinder nomor 3 dan nomor 4 menjadi berkurang, mengakibatkan suhu pada
kedua silinder ini naik dari suhu kerja optimalnya. Terlebih lagi,
temperatur air yang dideteksi oleh sender/sensor temperatur air adalah
air yang baru saja didinginkan oleh radiator yang secara tidak sengaja
terhisap oleh waterpump karena terbukanya lubang by-pass sehingga pada
panel indikator temperatur menunjukkan suhu mesin dingin sementara pada
silinder 3 dan 4 tidak mendapatkan pendinginan yang cukup. Pada kondisi
ekstrem, kurangnya pendinginan akan memicu pemuaian piston sehingga
besar kemungkinan piston tersebut macet karena pemuaian tersebut.
Permasalahan
pada cooling system dapat dicermati dengan melihat apakah fungsi masing
masing komponen bekerja dengan baik. Untuk mengecek apakah thermostat
masih berfungsi dengan baik dapat dengan cara melepas perangkat tersebut
kemudian merebusnya di dalam panci berisi air. Ketika air mendidih,
thermostat tersebut harus sudah membuka, apabila tidak artinya sudah
tidak dapat dipakai lagi. Untuk waterpump, apabila terlihat ada tetesan
air dari lubang dibawah as pulley, itu merupakan tanda awal bahwa
waterpump tersebut mengalami kerusakan. Waterpump yang rusak tidak dapat
diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Apabila kondisi thermostat
dan waterpump dalam keadaan baik namun temperatur masih diatas normal,
besar kemungkinan radiator sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk
perbaikannya bisa dilakukan dengan bantuan tukang radiator. Kondisi
clamp dari selang selang pun harus dicermati, karena apabila kerapatan
clamp sudah tidak pada kondisi normal, air panas dapat keluar dari sela
sela selang karetnya, lama kelamaan air akan habis sehingga
mengakibatkan mesin mengalami overheating.
Sebagai tambahan dari
sistem pendinginan di atas, untuk mengoptimalkan kerja cooling fan atau
kipas pendingin udara dalam menjaga kestabilan suhu air di radiator,
penggunaan fan shrout atau rumah kipas mutlak harus ada. Absennya fan
shrout membuat hembusan udara dari fan tidak terfokus pada radiator,
apalagi bila kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Hembusan udara dari
arah bawah kendaraan dapat memecah konsentrasi udara pendingin yang
ditiup oleh fan ke radiator
Trims to Mas Taufik
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2009/11/sistem-pendingin-mesin_20.html
Monday, 6 January 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
mantap om, mampir ke blog kami http://sfcibepe.blogspot.com/
ReplyDelete