Saturday, 18 January 2014
Thursday, 16 January 2014
Mengenal Relay Pada Mobil Dan Sistem Starter
Sumber : http://mulyantongeblog.blogspot.com/2013/07/mengenal-relay-pada-mobil-dan-sistem.html
Relay adalah semacam saklar yang digerakan listrik. Loh saklar listrik kok digerakan listrik? Apa maksudnya? Contohnya relay lampu, jika lampu menggunakan lampu halogen 120 watt misalnya. Berarti harus menggunakan kabel yang kuat 120 watt/12 volt = 10 Ampere. Sementara lampu asli dari pabrik bawaan hanya 60 watt (misalnya) yang memakai kabel dengan KHA(Kekuatan Hantar Arus) 5 Ampere. Jika lampu 60 watt ini diganti 120 watt maka kabel KHA 5 A dilewati arus 10 A, yah kabel jadi panas.. melepuh dan hangus. Yang memicu konsrtleting dan kebakaran. Jadi kabel KHA 5A harus diganti kabel KHA 10A. Masalahnya :
- Ganti kabel hingga switch di dashboard --> repot dan mahal
- kabel KHA 10A jadi panjang --> mahal juga
Jadi digunakan relay. Dengan relay ini maka saklar didashboard seolah dipindahkan dekat lampu dan accu. Saklar di dashboard digunakan untuk menyaklar relay yang berada di dekat lampu dan accu. Karena arus yang digunakan untuk menggerakan relay sangat kecil, sekitar 0.07 A - 0.14 A maka instalasi kabel yg KHA 5A tadi tidak usah diganti. Selanjutnya penyaklaran lampu dilakukan oleh relay. Relay lampu biasanya bisa menyaklar arus hingga 30 - 40 A. Nah baru kabel dari accu ke lampu yang disaklar relay menggunakan kabel besar, misalnya pakai kabel KHA 10 A. Agar kabel besar tidak berpanjang-panjang maka relay diletakan di dekat accu dan lampu atau dinamo starter.
Bagaimana cara kerja relay?
Pada gambar diatas adalah relay 5 kaki, pada relay 4 kaki maka tidak ada kaki 87a. Terlihat antara kaki 85 dan 86 terdapat kumparan/koil. Koil ini jika dialiri listrik maka menjadi magnet yang menarik saklar kearah kaki 87, jika tidak ada arus pada koil maka saklar terlepas kembali ke titik 87a. Jika antara kaki 85 dan 86 tidak terdapat arus yang mengalir maka saklar tetap parkir di 87a, menghubungkan kaki 30 dan 87a, hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Pada relay 4 kaki berarti hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Tapi jika dialiri arus pada kaki 85 dan 86 maka saklar tertarik parkir di kaki 87, menghubungkan kaki 30 dengan kaki 87. Jadi dengan meng-ON-OFF-kan listrik pada kaki 85 dan 86 maka hubungan kaki 30 dengan kaki 87 juga jadi ikut ON-OFF.. ini yang disebut relay. ON-OFF pada kaki 85 dan 86 hanya butuh arus 0.07 A - 0.14 A, sementara saklar kaki 30 dan 87 mampu mengalirkan arus hingga 30 - 40 A.
Aplikasi pada lampu misalnya :
Aplikasi pada dinamo starter :
Biasanya relay digunakan untuk menyaklar solenoide starter, padahal solenoide starter itu juga relay :D .
Pada sistem starter diatas terlihat kabel kontak-relay dan kontak accu pakai kabel KHA 0.5 A sementara kabel relay-dinamo-accu pakai kabel KHA 30 A.
Pada sistem starter diatas, kaki 30 terpasang ke accu melalui sebuah sekering. Titik 30 ini SELALU pada tegangan sekitar 12 volt. Kaki 87 terhubung ke trigger solenoid starter. Atau bisa jadi terbalik pemasangannya, titik 30 ke solenoid dan titik 87 ke (+) accu. Asumsinya selanjutnya adalah titik 87 ke solenoid dan titik 30 ke (+) accu.
Titik 86 terhubung dengan kontak, jika kontak on maka ada tegangan
sekitar 12 volt pada titik 86. Memeriksanya pakai AVOmeter atau
Multimeter atau Testpen DC atau gunakan lampu mobil/motor 12 volt
sebagai lampu test . Hubungan (-) lampu (yang ada ulirnya) dengan (-)
accu. Tempelkan (+) lampu (yg menonjol) ke titik 86.
Lampu test seharusnya menyala jika kontak on, dan mati jika off. Jika
lampu test selalu mati dan accu bagus (bisa cek juga dengan lampu) dan
ada tegangan 12 volt di titik 30 (lampu test nyala di titik 30),
berarti ada masalah di kontak dan atau di kabelnya.
Jika lampu test tidak menyala saat ditempelkan di titik 30 maka berarti ada kabel atau sekering yang putus.
Jika lampu test selalu menyala di titik 30, dan nyala-mati di titik 86 mengikuti kontak, tapi tidak nyala di titik 87 berarti relay rusak. Untuk daruratnya, cabut relay dan hubungkan titik 86 dengan titik 87 memakai kabel.
Sangat dianjurkan untuk mempunyai Testpen DC :
Contoh penggunaannya : Capit buaya di jepitkan pada massa/body mobil atau (-) accu. Ujung obeng ditempelkan pada titik yang ditest.
Relay adalah semacam saklar yang digerakan listrik. Loh saklar listrik kok digerakan listrik? Apa maksudnya? Contohnya relay lampu, jika lampu menggunakan lampu halogen 120 watt misalnya. Berarti harus menggunakan kabel yang kuat 120 watt/12 volt = 10 Ampere. Sementara lampu asli dari pabrik bawaan hanya 60 watt (misalnya) yang memakai kabel dengan KHA(Kekuatan Hantar Arus) 5 Ampere. Jika lampu 60 watt ini diganti 120 watt maka kabel KHA 5 A dilewati arus 10 A, yah kabel jadi panas.. melepuh dan hangus. Yang memicu konsrtleting dan kebakaran. Jadi kabel KHA 5A harus diganti kabel KHA 10A. Masalahnya :
- Ganti kabel hingga switch di dashboard --> repot dan mahal
- kabel KHA 10A jadi panjang --> mahal juga
Jadi digunakan relay. Dengan relay ini maka saklar didashboard seolah dipindahkan dekat lampu dan accu. Saklar di dashboard digunakan untuk menyaklar relay yang berada di dekat lampu dan accu. Karena arus yang digunakan untuk menggerakan relay sangat kecil, sekitar 0.07 A - 0.14 A maka instalasi kabel yg KHA 5A tadi tidak usah diganti. Selanjutnya penyaklaran lampu dilakukan oleh relay. Relay lampu biasanya bisa menyaklar arus hingga 30 - 40 A. Nah baru kabel dari accu ke lampu yang disaklar relay menggunakan kabel besar, misalnya pakai kabel KHA 10 A. Agar kabel besar tidak berpanjang-panjang maka relay diletakan di dekat accu dan lampu atau dinamo starter.
Bagaimana cara kerja relay?
Pada gambar diatas adalah relay 5 kaki, pada relay 4 kaki maka tidak ada kaki 87a. Terlihat antara kaki 85 dan 86 terdapat kumparan/koil. Koil ini jika dialiri listrik maka menjadi magnet yang menarik saklar kearah kaki 87, jika tidak ada arus pada koil maka saklar terlepas kembali ke titik 87a. Jika antara kaki 85 dan 86 tidak terdapat arus yang mengalir maka saklar tetap parkir di 87a, menghubungkan kaki 30 dan 87a, hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Pada relay 4 kaki berarti hubungan kaki 30 dengan kaki 87 terputus. Tapi jika dialiri arus pada kaki 85 dan 86 maka saklar tertarik parkir di kaki 87, menghubungkan kaki 30 dengan kaki 87. Jadi dengan meng-ON-OFF-kan listrik pada kaki 85 dan 86 maka hubungan kaki 30 dengan kaki 87 juga jadi ikut ON-OFF.. ini yang disebut relay. ON-OFF pada kaki 85 dan 86 hanya butuh arus 0.07 A - 0.14 A, sementara saklar kaki 30 dan 87 mampu mengalirkan arus hingga 30 - 40 A.
Aplikasi pada lampu misalnya :
Aplikasi pada dinamo starter :
Biasanya relay digunakan untuk menyaklar solenoide starter, padahal solenoide starter itu juga relay :D .
Pada sistem starter diatas terlihat kabel kontak-relay dan kontak accu pakai kabel KHA 0.5 A sementara kabel relay-dinamo-accu pakai kabel KHA 30 A.
Pada sistem starter diatas, kaki 30 terpasang ke accu melalui sebuah sekering. Titik 30 ini SELALU pada tegangan sekitar 12 volt. Kaki 87 terhubung ke trigger solenoid starter. Atau bisa jadi terbalik pemasangannya, titik 30 ke solenoid dan titik 87 ke (+) accu. Asumsinya selanjutnya adalah titik 87 ke solenoid dan titik 30 ke (+) accu.
![]() |
Solenoid starter |
![]() |
Solenoid selalu terpasang pada dinamo starter |
Jika lampu test tidak menyala saat ditempelkan di titik 30 maka berarti ada kabel atau sekering yang putus.
Jika lampu test selalu menyala di titik 30, dan nyala-mati di titik 86 mengikuti kontak, tapi tidak nyala di titik 87 berarti relay rusak. Untuk daruratnya, cabut relay dan hubungkan titik 86 dengan titik 87 memakai kabel.
![]() |
Lampu DC 12 volt sebagai lampu test |
![]() |
Testpen DC sumber gambar : danangedewa.com |
Contoh penggunaannya : Capit buaya di jepitkan pada massa/body mobil atau (-) accu. Ujung obeng ditempelkan pada titik yang ditest.
![]() |
gambar : otomodif.otomotif.com |
Sunday, 12 January 2014
Tanda - tanda Timing Belt Putus
Pada saat berkendara, tiba - tiba mesin mati, distarter terasa enteng seperti tidak ada beban pada dinamo starter. Jangan paksa distarter terus agar aki tidak drop, pinggirkan mobil, buka kap mesin, tunggu sejenak agar mesin menurun suhunya, buka tutup delco kemudian coba distarter dan lihat apakah rotor delco berputar, jika tidak maka bisa dipastikan timing belt putus.
Terima kasih buat Pak Andik dan Wa' kasan yg telah berbagi pengalaman, semoga manfaat .
Terima kasih buat Pak Andik dan Wa' kasan yg telah berbagi pengalaman, semoga manfaat .
Monday, 6 January 2014
Sistem Pendingin Mesin
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah
terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin.
Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat
tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan
operasinya.
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin. Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan operasinya. Seperti yang kita tahu, mesin diesel pada aplikasi otomotif memakai air sebagai medium pendingin, dimana air ditampung di dalam radiator dan dibantu oleh water pump atau pompa air sebagai perangkat pembantu sirkulasinya.
Secara garis besar komponen sistem pendingin yang utama antara lain adalah:
* Radiator sebagai penampung air sebagai medium pendingin dan perangkat pelepas panas medium pendingin.
* Waterpump atau pompa air sebagai perangkat distribusi sirkulasi medium pendingin
* Cooling fan
* Thermostat sebagai pengatur sirkulasi medium pendingin.
* Selang air sebagai pengalir sirkulasi air diluar water jacket.
* Water jacket atau alur air di dalam blok mesin sebagai jalur sirkulasi medium pendingin dalam tugasnya menjaga temperatur kerja mesin.
* Fan Shrout
Masing masing komponen sistem tersebut memiliki ketergantungan dan menjadi satu kesatuan yang utuh agar temperatur kerja mesin dapat terjaga.
Sistem sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai berikut. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan waterpump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator. Mengapa tidak melewati radiator? Itu dikarenakan lubang air menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by-pass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan silinder, oil cooler dan cylinder head. Mengapa dibuat demikian? Fase ini disebut sebagai fase pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu kerja mesin, berkisar di 85-90 deg.C cepat tercapai.
Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga 85-90 deg.C. Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set untuk membuka pada suhu antara 85-90 deg.C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by-pass yang berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by-pass tersebut juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase pendinginan. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun dari 85 deg.C, maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini berpindah secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri.
Ada kesalahpahaman yang terjadi pada pengguna kendaraan yaitu melepas thermostat karena dianggap benda tersebut mengakibatkan temperatur mesin naik dari yang semestinya. Hal ini perlu dicermati karena seperti komponen mesin yang lain, thermostat pun memiliki umur pakai. Indikasi dari thermostat sudah tidak dapat bekerja secara maksimal adalah temperatur mesin naik lebih tinggi dari suhu normalnya bila dilihat dari indikator temperatur di dalam kendaraan. Mencopot thermostat bukan sebuah tindakan yang bijaksana karena dengan mengilangkan thermostat sebagai pengatur sirkulasi air di sistem pendinginan terebut, sirkulasi air akan berjalan tidak sempurna. Tanpa thermostat, fase pemanasan dan fase pendinginan tidak terjadi, dikarenakan pada temperatur mesin masih dingin, air sudah masuk ke radiator, padahal temperatur air belum perlu untuk didinginkan. Tanpa thermostat, lubang by-pass pun tidak tertutup sehingga waterpump akan memompa air dari lubang by-pass tersebut. Hal ini mengakibatkan debit air yang didesain untuk berjalan di keseluruhan waterjacket tidak tercapai. Suplai air menuju ke tempat terjauh dari waterpump terganggu karena adanya pencabangan, jalur pertama yaitu jalur bypass langsung ke kembali ke waterpump sementara jalur kedua ke waterjacket. Dengan berkurangnya debit air tersebut, pendinginan untuk silinder nomor 3 dan nomor 4 menjadi berkurang, mengakibatkan suhu pada kedua silinder ini naik dari suhu kerja optimalnya. Terlebih lagi, temperatur air yang dideteksi oleh sender/sensor temperatur air adalah air yang baru saja didinginkan oleh radiator yang secara tidak sengaja terhisap oleh waterpump karena terbukanya lubang by-pass sehingga pada panel indikator temperatur menunjukkan suhu mesin dingin sementara pada silinder 3 dan 4 tidak mendapatkan pendinginan yang cukup. Pada kondisi ekstrem, kurangnya pendinginan akan memicu pemuaian piston sehingga besar kemungkinan piston tersebut macet karena pemuaian tersebut.
Permasalahan pada cooling system dapat dicermati dengan melihat apakah fungsi masing masing komponen bekerja dengan baik. Untuk mengecek apakah thermostat masih berfungsi dengan baik dapat dengan cara melepas perangkat tersebut kemudian merebusnya di dalam panci berisi air. Ketika air mendidih, thermostat tersebut harus sudah membuka, apabila tidak artinya sudah tidak dapat dipakai lagi. Untuk waterpump, apabila terlihat ada tetesan air dari lubang dibawah as pulley, itu merupakan tanda awal bahwa waterpump tersebut mengalami kerusakan. Waterpump yang rusak tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Apabila kondisi thermostat dan waterpump dalam keadaan baik namun temperatur masih diatas normal, besar kemungkinan radiator sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk perbaikannya bisa dilakukan dengan bantuan tukang radiator. Kondisi clamp dari selang selang pun harus dicermati, karena apabila kerapatan clamp sudah tidak pada kondisi normal, air panas dapat keluar dari sela sela selang karetnya, lama kelamaan air akan habis sehingga mengakibatkan mesin mengalami overheating.
Sebagai tambahan dari sistem pendinginan di atas, untuk mengoptimalkan kerja cooling fan atau kipas pendingin udara dalam menjaga kestabilan suhu air di radiator, penggunaan fan shrout atau rumah kipas mutlak harus ada. Absennya fan shrout membuat hembusan udara dari fan tidak terfokus pada radiator, apalagi bila kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Hembusan udara dari arah bawah kendaraan dapat memecah konsentrasi udara pendingin yang ditiup oleh fan ke radiator
Trims to Mas Taufik
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2009/11/sistem-pendingin-mesin_20.html
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin. Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan operasinya. Seperti yang kita tahu, mesin diesel pada aplikasi otomotif memakai air sebagai medium pendingin, dimana air ditampung di dalam radiator dan dibantu oleh water pump atau pompa air sebagai perangkat pembantu sirkulasinya.
Secara garis besar komponen sistem pendingin yang utama antara lain adalah:
* Radiator sebagai penampung air sebagai medium pendingin dan perangkat pelepas panas medium pendingin.
* Waterpump atau pompa air sebagai perangkat distribusi sirkulasi medium pendingin
* Cooling fan
* Thermostat sebagai pengatur sirkulasi medium pendingin.
* Selang air sebagai pengalir sirkulasi air diluar water jacket.
* Water jacket atau alur air di dalam blok mesin sebagai jalur sirkulasi medium pendingin dalam tugasnya menjaga temperatur kerja mesin.
* Fan Shrout
Masing masing komponen sistem tersebut memiliki ketergantungan dan menjadi satu kesatuan yang utuh agar temperatur kerja mesin dapat terjaga.
Sistem sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai berikut. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan waterpump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator. Mengapa tidak melewati radiator? Itu dikarenakan lubang air menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by-pass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan silinder, oil cooler dan cylinder head. Mengapa dibuat demikian? Fase ini disebut sebagai fase pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu kerja mesin, berkisar di 85-90 deg.C cepat tercapai.
Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga 85-90 deg.C. Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set untuk membuka pada suhu antara 85-90 deg.C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by-pass yang berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by-pass tersebut juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase pendinginan. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun dari 85 deg.C, maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini berpindah secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri.
Ada kesalahpahaman yang terjadi pada pengguna kendaraan yaitu melepas thermostat karena dianggap benda tersebut mengakibatkan temperatur mesin naik dari yang semestinya. Hal ini perlu dicermati karena seperti komponen mesin yang lain, thermostat pun memiliki umur pakai. Indikasi dari thermostat sudah tidak dapat bekerja secara maksimal adalah temperatur mesin naik lebih tinggi dari suhu normalnya bila dilihat dari indikator temperatur di dalam kendaraan. Mencopot thermostat bukan sebuah tindakan yang bijaksana karena dengan mengilangkan thermostat sebagai pengatur sirkulasi air di sistem pendinginan terebut, sirkulasi air akan berjalan tidak sempurna. Tanpa thermostat, fase pemanasan dan fase pendinginan tidak terjadi, dikarenakan pada temperatur mesin masih dingin, air sudah masuk ke radiator, padahal temperatur air belum perlu untuk didinginkan. Tanpa thermostat, lubang by-pass pun tidak tertutup sehingga waterpump akan memompa air dari lubang by-pass tersebut. Hal ini mengakibatkan debit air yang didesain untuk berjalan di keseluruhan waterjacket tidak tercapai. Suplai air menuju ke tempat terjauh dari waterpump terganggu karena adanya pencabangan, jalur pertama yaitu jalur bypass langsung ke kembali ke waterpump sementara jalur kedua ke waterjacket. Dengan berkurangnya debit air tersebut, pendinginan untuk silinder nomor 3 dan nomor 4 menjadi berkurang, mengakibatkan suhu pada kedua silinder ini naik dari suhu kerja optimalnya. Terlebih lagi, temperatur air yang dideteksi oleh sender/sensor temperatur air adalah air yang baru saja didinginkan oleh radiator yang secara tidak sengaja terhisap oleh waterpump karena terbukanya lubang by-pass sehingga pada panel indikator temperatur menunjukkan suhu mesin dingin sementara pada silinder 3 dan 4 tidak mendapatkan pendinginan yang cukup. Pada kondisi ekstrem, kurangnya pendinginan akan memicu pemuaian piston sehingga besar kemungkinan piston tersebut macet karena pemuaian tersebut.
Permasalahan pada cooling system dapat dicermati dengan melihat apakah fungsi masing masing komponen bekerja dengan baik. Untuk mengecek apakah thermostat masih berfungsi dengan baik dapat dengan cara melepas perangkat tersebut kemudian merebusnya di dalam panci berisi air. Ketika air mendidih, thermostat tersebut harus sudah membuka, apabila tidak artinya sudah tidak dapat dipakai lagi. Untuk waterpump, apabila terlihat ada tetesan air dari lubang dibawah as pulley, itu merupakan tanda awal bahwa waterpump tersebut mengalami kerusakan. Waterpump yang rusak tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Apabila kondisi thermostat dan waterpump dalam keadaan baik namun temperatur masih diatas normal, besar kemungkinan radiator sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk perbaikannya bisa dilakukan dengan bantuan tukang radiator. Kondisi clamp dari selang selang pun harus dicermati, karena apabila kerapatan clamp sudah tidak pada kondisi normal, air panas dapat keluar dari sela sela selang karetnya, lama kelamaan air akan habis sehingga mengakibatkan mesin mengalami overheating.
Sebagai tambahan dari sistem pendinginan di atas, untuk mengoptimalkan kerja cooling fan atau kipas pendingin udara dalam menjaga kestabilan suhu air di radiator, penggunaan fan shrout atau rumah kipas mutlak harus ada. Absennya fan shrout membuat hembusan udara dari fan tidak terfokus pada radiator, apalagi bila kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Hembusan udara dari arah bawah kendaraan dapat memecah konsentrasi udara pendingin yang ditiup oleh fan ke radiator
Trims to Mas Taufik
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2009/11/sistem-pendingin-mesin_20.html
Sunday, 5 January 2014
Deteksi Kondisi Mesin Lewat Ujung Knalpot
Bepergian jarak jauh dengan mobil (bensin) pribadi untuk berlebaran
dengan sanak saudara di kampung halaman, ada baiknya persiapkan kondisi
mobil. Paling utama, mesin karena rewel di perjalanan bisa membatalkan
acara mudik. Apalagi jalan yang dilalui beragam kondisi, di antaranya
jalanan menanjak.
Nah, untuk mengetahui kondisi dapur pacu, tak perlu membuka kap mesin. Repot mencopot busi, terus teliti satu persatu kabel busi (untuk yang masih karburator) dan komponen lainnya. Tapi cukup dengan mencermati ujung knalpot.
Kerak Hitam
Di ujung knalpot banyak kerak menandakan terlalu banyak bensin yang terbuang lewat asap knalpot. Penyebabnya, biasanya konsumsi bensin sangat boros dan tenaga kurang, terutama pada akselerasi awal. Bisa disetel sistem karburasinya.
Kerak Abu-Abu
Kondisi ini menandakan pembakaran di mesin sempurna. Campuran udara, bensin dan pemantik api dalam kondisi ideal hingga pembakaran didapat.Dalam kondisi lalulintas padat (macet) sulit dirapat kerak abu-abu. Karena bensin mentah banyak terbuang melalui knalpot. Meski setelan mesin sudah ideal, kadang ujung knalpot berkerak hitam.
Untuk mengetahuinya, geber mobil pada rpm tinggi di jalan bebas hambatan. Tahan selama beberapa menit, selain untuk membuang sisa kerak di ruang bakar, juga efekttif mengetahui kondisi ujung pipa knalpot.
Percikan Air
Kejadian ini normal saat kondisi mesin masih dingin. Sumber air bukan dari mesin, namun efek kondensasi (embun) di saluran knalpot. Seiring dengan naiknya suhu di dalam pipa dan muffler, percikan air akan hilang. Kondisi ini sekaligus mengindikasikan saluran pipa yang bersih dari lelehan oli atau kerak yang menumpuk.
Serpihan Kotoran
Serpihan ini keluar saat mesin bekerja di rpm tinggi. Bentuknya bisa berupa besi karatan atau benda mirip kapas yang terbakar. Ini sekaligus menunjukkan kondisi saringan knalpot (muffler) yang keropos akibat karat. Serpihan karat dan peredasm glasswool di dalam muffler lepas, sehingga keluar bersamaan dengnan asap knalpot. Biasanya kondisi seperti ini disertai bunyi gemuruh dari knalpot yang bocor dan diikuti konsumsi bahan bakar boros.
Lelehan Oli
Kondisi ini mengisyaratkan adanya oli mesin yang masuk ke ruang bakar dalam kuantitas cukup banyak. Bersamaan dengnan sisa gas buang, oli akan terbuang melalui saluran pipa knalpot. Saat mesin dinyalakan, juga disertai munculnya asap putih yang tebal.
Penyebabnya, bisa karena kondisi ring piston yang aus atau longgar. Atau berasal dari rembesan oli akibat sil katup pecah. Perbaiki atau periksa kedua komponen ini sebelum kerusakan bertambah parah
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2010/01/deteksi-kondisi-mesin-lewat-ujung.html
Nah, untuk mengetahui kondisi dapur pacu, tak perlu membuka kap mesin. Repot mencopot busi, terus teliti satu persatu kabel busi (untuk yang masih karburator) dan komponen lainnya. Tapi cukup dengan mencermati ujung knalpot.
Kerak Hitam
Di ujung knalpot banyak kerak menandakan terlalu banyak bensin yang terbuang lewat asap knalpot. Penyebabnya, biasanya konsumsi bensin sangat boros dan tenaga kurang, terutama pada akselerasi awal. Bisa disetel sistem karburasinya.
Kerak Abu-Abu
Kondisi ini menandakan pembakaran di mesin sempurna. Campuran udara, bensin dan pemantik api dalam kondisi ideal hingga pembakaran didapat.Dalam kondisi lalulintas padat (macet) sulit dirapat kerak abu-abu. Karena bensin mentah banyak terbuang melalui knalpot. Meski setelan mesin sudah ideal, kadang ujung knalpot berkerak hitam.
Untuk mengetahuinya, geber mobil pada rpm tinggi di jalan bebas hambatan. Tahan selama beberapa menit, selain untuk membuang sisa kerak di ruang bakar, juga efekttif mengetahui kondisi ujung pipa knalpot.
Percikan Air
Kejadian ini normal saat kondisi mesin masih dingin. Sumber air bukan dari mesin, namun efek kondensasi (embun) di saluran knalpot. Seiring dengan naiknya suhu di dalam pipa dan muffler, percikan air akan hilang. Kondisi ini sekaligus mengindikasikan saluran pipa yang bersih dari lelehan oli atau kerak yang menumpuk.
Serpihan Kotoran
Serpihan ini keluar saat mesin bekerja di rpm tinggi. Bentuknya bisa berupa besi karatan atau benda mirip kapas yang terbakar. Ini sekaligus menunjukkan kondisi saringan knalpot (muffler) yang keropos akibat karat. Serpihan karat dan peredasm glasswool di dalam muffler lepas, sehingga keluar bersamaan dengnan asap knalpot. Biasanya kondisi seperti ini disertai bunyi gemuruh dari knalpot yang bocor dan diikuti konsumsi bahan bakar boros.
Lelehan Oli
Kondisi ini mengisyaratkan adanya oli mesin yang masuk ke ruang bakar dalam kuantitas cukup banyak. Bersamaan dengnan sisa gas buang, oli akan terbuang melalui saluran pipa knalpot. Saat mesin dinyalakan, juga disertai munculnya asap putih yang tebal.
Penyebabnya, bisa karena kondisi ring piston yang aus atau longgar. Atau berasal dari rembesan oli akibat sil katup pecah. Perbaiki atau periksa kedua komponen ini sebelum kerusakan bertambah parah
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2010/01/deteksi-kondisi-mesin-lewat-ujung.html
Tips Darurat Menghadapi Mobil Bermasalah di Jalan
Tips ini bersifat sementara sampai anda menemukan bengkel terdekat
1.Radiator bocor
Bila radiator bocor atau retak,bisa ditempel dengan sabun mandi batangan. Parut langsung ke bagian yang bocor. Atau masukkan telor mentah ke dalam radiator yang sudah dipanaskan lebih dahulu. Jalan kan mobil anda tanpa tutup radiator terpasang. Sambil memantau air radiator.
2.Belt putus
Bisa menggunakan potongan kaos yang dipintal menjadi tali, ukurannya dibuat lebih kecil dari ukuran aslinya, agar tali dapat mengencang.
3.Sekring putus
Beri kawat serabut, isi kabel 2 helai,lalu lilitkan antara terminal (logam) yang satu dengan yang lainnya.
4.Lampu besar (depan ) mati
bila penyebabnya relay mati, By-pass kan listrik relay langsung, cabut relay, lalu terminal nomor 30 diberi kabel langsung ke nomor 87.
5.Wiper mati
Bila hujan akan sangat menggangu, oleskan sabun ke seluruh permukaan kaca bagian luar, agar air dapat mengalir turun lebih cepat.
6.Tangki BBM bocor
Sumbat tangki atau tambal dengan sabun mandi batangan.
7.Slang radiator bocor
Sobek kecil, gampang..lilitkan bagian bocor tadi dengan karet ban dalam atau selotip besar (lakban). Ingat..lakukan dalam keadaan kering.
8.Drat Mur roda rusak
Beri potongan seng dari kaleng soft drink lalu masukkan ke dalam lubang mur, lalu kencangkan dengan perlahan dan jangan terlalu keras.
9.Rem tiba2 blong
Ini bahaya banget…lepas gas perlahan, masukkan gigi perlahan berurutan pada gigi rendah. Bantu dengan rem tangan..nah jika keadaan mendadak, masukkan gigi transmisi pada posisi satu, lalu matikan mesin..ingat kunci jangan diputar penuh ke belakang karena setir pasti mengunci.
10.Oli power steering habis
Gunakan minyak goreng atau jika terpaksa oli mesin (untuk sementara). Setelah digunakan langsung kuras dan jangan lupa diganti dengan oli power steering.
11.AC mati di kala hujan
Gunakan pasta gigi, kemudian olesi permukaan seluruh kaca bagian dalam. Karena pasta gigi mengandung menthol, maka kaca bagian dalam akan menjadi dingin dan tidak berembun.
12.Kabel kopling putus
Biasanya putus di bagian ujung, lipat ujung kawat lalu ikat dengan kawat.
13.Mesin overheat
Biarkan dingin terlebih dahulu beberapa jam, lalu buka tutup radiator. Hidupkan mesin dan beri air pada radiator. Jangan langsung beri air pada saat mesin mati, ini dapat menyebabkan blok mesin retak.
14.Busi mati
Pecahkan isolator bagian dalam lalu pasang kembali.
15.Kabel busi putus
Kupas kedua ujung kabel dengan kawat bagian tengah kabel lalu satukan, beri isolasi kabel pada sambungan.
16.Rem macet
Disebabkan piston kaliper kotor dan tidak kembali pada posisi semula. Kendurkan master rem atas depan di depan boster, lalu ganjal agar master tidak bergerak, cara ini dapat mengurangi tekanan pada rem.
17.Pecah ban saat jalan
Pertahankan arah dengan memegang setir dengan pasti, kemudian lakukan deselerasi secara halus, jangan injak rem..kemudian setelah dapat dikendalikan baru injak rem dengan bertahap.
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2011/07/tips-darurat-menghadapi-mobil.html
1.Radiator bocor
Bila radiator bocor atau retak,bisa ditempel dengan sabun mandi batangan. Parut langsung ke bagian yang bocor. Atau masukkan telor mentah ke dalam radiator yang sudah dipanaskan lebih dahulu. Jalan kan mobil anda tanpa tutup radiator terpasang. Sambil memantau air radiator.
2.Belt putus
Bisa menggunakan potongan kaos yang dipintal menjadi tali, ukurannya dibuat lebih kecil dari ukuran aslinya, agar tali dapat mengencang.
3.Sekring putus
Beri kawat serabut, isi kabel 2 helai,lalu lilitkan antara terminal (logam) yang satu dengan yang lainnya.
4.Lampu besar (depan ) mati
bila penyebabnya relay mati, By-pass kan listrik relay langsung, cabut relay, lalu terminal nomor 30 diberi kabel langsung ke nomor 87.
5.Wiper mati
Bila hujan akan sangat menggangu, oleskan sabun ke seluruh permukaan kaca bagian luar, agar air dapat mengalir turun lebih cepat.
6.Tangki BBM bocor
Sumbat tangki atau tambal dengan sabun mandi batangan.
7.Slang radiator bocor
Sobek kecil, gampang..lilitkan bagian bocor tadi dengan karet ban dalam atau selotip besar (lakban). Ingat..lakukan dalam keadaan kering.
8.Drat Mur roda rusak
Beri potongan seng dari kaleng soft drink lalu masukkan ke dalam lubang mur, lalu kencangkan dengan perlahan dan jangan terlalu keras.
9.Rem tiba2 blong
Ini bahaya banget…lepas gas perlahan, masukkan gigi perlahan berurutan pada gigi rendah. Bantu dengan rem tangan..nah jika keadaan mendadak, masukkan gigi transmisi pada posisi satu, lalu matikan mesin..ingat kunci jangan diputar penuh ke belakang karena setir pasti mengunci.
10.Oli power steering habis
Gunakan minyak goreng atau jika terpaksa oli mesin (untuk sementara). Setelah digunakan langsung kuras dan jangan lupa diganti dengan oli power steering.
11.AC mati di kala hujan
Gunakan pasta gigi, kemudian olesi permukaan seluruh kaca bagian dalam. Karena pasta gigi mengandung menthol, maka kaca bagian dalam akan menjadi dingin dan tidak berembun.
12.Kabel kopling putus
Biasanya putus di bagian ujung, lipat ujung kawat lalu ikat dengan kawat.
13.Mesin overheat
Biarkan dingin terlebih dahulu beberapa jam, lalu buka tutup radiator. Hidupkan mesin dan beri air pada radiator. Jangan langsung beri air pada saat mesin mati, ini dapat menyebabkan blok mesin retak.
14.Busi mati
Pecahkan isolator bagian dalam lalu pasang kembali.
15.Kabel busi putus
Kupas kedua ujung kabel dengan kawat bagian tengah kabel lalu satukan, beri isolasi kabel pada sambungan.
16.Rem macet
Disebabkan piston kaliper kotor dan tidak kembali pada posisi semula. Kendurkan master rem atas depan di depan boster, lalu ganjal agar master tidak bergerak, cara ini dapat mengurangi tekanan pada rem.
17.Pecah ban saat jalan
Pertahankan arah dengan memegang setir dengan pasti, kemudian lakukan deselerasi secara halus, jangan injak rem..kemudian setelah dapat dikendalikan baru injak rem dengan bertahap.
Sumber : http://unggulpribadi.blogspot.com/2011/07/tips-darurat-menghadapi-mobil.html